Senin, 03 Juli 2017

"Nada Dasar"

Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang memberikan begitu banyak kenikmatan kepada semua hambanya termasuk saya.

Nafas yang berhembus, mata yang melihat, telinga yang mendengar, kaki yang berjalan, tangan yang menggenggam, akal yang berpikir dan hati yang merasakan. Kemudian pagi menjadi malam, malam yang kembali pagi, dan termasuk cerahnya langit berganti hujan.

Namun pernahkah kita berpikir tentang sebab akibat semua apa yang terjadi dalam kehidupan ini...??? Apa yang kita ketahui tentang kemarin, hari ini dan esok hari...???

Yang kita ketahui hanyalah “KETIDAKTAHUAN” dan Dia-lah yang Maha Mengetahui, Pemilik Arasy.

Berbagi pemahaman, ketidaktahuan merupakan kekuatan yang kita tidak sadari. Why…?? Karena ketidaktahuan mendorong kita memiliki rasa ingin tahu.

Lah, rasa ingin tahu kan karena pada hakikatnya  manusia memiliki hawa nafsu. Yups, tapi apakah pengetahuanmu sedari dulu mengetahui adanya hawa nafsu..?? tentunya berawal dari ketidaktahuan mendorong rasa ingin tahu, sehingga mempelajari, lalu memahami, kemudian memaknai adanya hawa nafsu. Betul…??

Semakin besar rasa ingin tahu semakin banyak yang diketahui, maka kita akan menyadari yang kita ketahui hanyalah ketidaktahuan. MAKA,, Bersyukurlah bahwa kita dibekali dengan ketidaktahuan sehingga kita bisa mengalami proses belajar...

Ketidaktahuan membuat saya terinspirasi dan termotivasi sehingga berani untuk menulis. Menulis juga merupakan proses belajar, ialah belajar untuk mengungkapkan. J

Semua apa yang ingin diungkapkan dalam sebuah tulisan adalah ungkapan hati atau ungkapan perasaan atau ungkapan emosional maupun hasil dari apa yang kita pahami. Namun bukan sebuah jaminan, bahwa seluruh apa yang tertulis adalah suatu kejujuran. Why…?? Karena inilah proses dimana seseorang terdorong untuk mengungkapkannya dengan jujur. Maka belajar mengungkapkan, berarti juga belajar untuk berkata jujur.

Kejujuran adalah sifat yang datang sebagai pilihan, yang telah dicontohi suri tauladan kita ialah Baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang akan menuntun ke arah kebaikan bagi siapa saja yang ingin mengungkapkannya. Kiranya bahwa “Menulis” sebuah kejujuran akan menghasilkan sesuatu yang sangat berharga yaitu kepercayaan. Baik itu kepercayaan diri maupun kepercayaan yang diberikan oleh orang lain atas potensi yang dimiliki. Dan kebohongan hanya akan memberikan kesuksesan yang sementara lalu akan memberikan kehancuran untuk selamanya.  Maka belajarlah untuk berkata jujur, Insya Allah akan mendapatkan sebuah kemuliaan. J

Berbicara tentang kejujuran berkaitan dengan suatu kebenaran karena berkata jujur berarti mengungkap fakta atau kebenaran yang terjadi. Namun segala ungkapan kebenaran itu diperlukan sebuah kecerdasan dan kebijaksanaan, tentunya setiap orang masing-masing mempunyai indikator kecerdasan dan kebijaksanaan yang berbeda dalam mengungkapkan sesuatu.

Maka setiap kebenaran ada yang benar-benar harus diungkapkan, ada yang tidak harus diungkapkan, ada yang belum saatnya diungkapkan dan ada yang tidak penting untuk diungkapkan. Karena terkadang bahwa mengungkap suatu kebenaran hanya akan berakibat buruk,  yang sebaiknya kamu diam dan tidak mengungkapkannya.

Namun kebenaran apapun yang akan diungkapkan bersifat tidak mutlak, bahkan seberapa luas kita memperoleh dan  memahami kebenaran yang bersumber dari-Nya. Karena tetap saja kebenaran itu menjadi kebenaran relatif. Seberapa hebat kita menafsirkannya, namun itu hanyalah sebuah tafsiran bukan sebuah kebenaran mutlak. Dan kebenaran mutlak tetap saja tersimpan oleh-Nya.

Dan kembali lagi kebenaran yang kita ketahui hanyalah “KETIDAKTAHUAN”

Maka sangat tidak tepat bila sesama muslim, kita merasa yang paling benar dan paling baik.  Dan tidaklah tepat pula bahwa ketika kita membenarkan suatu kebenaran hanya melihat dari siapa yang mengungkapkannya. Yang seharusnya bahwa siapapun yang mengatakan kebenaran, petiklah hikmahnya. J

Marilah kita saling mengingatkan, terus bertabayyun dengan melihat proses yang terjadi. Dan marilah kita bersama-sama bermuhasabah. 


*Tulisan ini hanyalah sebuah proses muhasabah dan tabayyun dari penulis. Sesungguhnya semata-mata kebenaran dari Allah Swt. dan Kekhilafan Berasal dari Penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar