Saya sangat bersyukur
kepada Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang memberikan begitu
banyak kenikmatan kepada semua hambanya termasuk saya.
Nafas yang
berhembus, mata yang melihat, telinga yang mendengar, kaki yang berjalan,
tangan yang menggenggam, akal yang berpikir dan hati yang merasakan. Kemudian
pagi menjadi malam, malam yang kembali pagi, dan termasuk cerahnya langit
berganti hujan.
Namun pernahkah kita berpikir tentang sebab akibat semua
apa yang terjadi dalam kehidupan ini...??? Apa yang kita ketahui tentang kemarin,
hari ini dan esok hari...???
Yang kita ketahui hanyalah “KETIDAKTAHUAN” dan Dia-lah
yang Maha Mengetahui, Pemilik Arasy.
Berbagi
pemahaman,
ketidaktahuan merupakan kekuatan yang kita tidak sadari. Why…?? Karena ketidaktahuan mendorong kita memiliki rasa ingin
tahu.
Lah, rasa ingin tahu kan karena pada hakikatnya manusia memiliki hawa nafsu. Yups, tapi apakah pengetahuanmu sedari
dulu mengetahui adanya hawa nafsu..?? tentunya berawal dari ketidaktahuan
mendorong rasa ingin tahu, sehingga mempelajari, lalu memahami, kemudian
memaknai adanya hawa nafsu. Betul…??
Semakin besar rasa ingin tahu semakin banyak yang
diketahui, maka kita akan menyadari yang kita ketahui hanyalah ketidaktahuan.
MAKA,, Bersyukurlah bahwa kita dibekali dengan ketidaktahuan sehingga kita bisa
mengalami proses belajar...
Ketidaktahuan
membuat saya terinspirasi dan termotivasi sehingga berani untuk menulis. Menulis juga
merupakan
proses belajar, ialah belajar untuk
mengungkapkan. J
Semua apa yang
ingin diungkapkan dalam sebuah tulisan adalah ungkapan hati atau ungkapan
perasaan atau ungkapan emosional maupun hasil dari apa yang kita pahami. Namun bukan sebuah
jaminan, bahwa seluruh apa yang tertulis adalah suatu kejujuran. Why…?? Karena inilah proses dimana
seseorang terdorong untuk mengungkapkannya dengan jujur. Maka belajar
mengungkapkan, berarti juga belajar untuk berkata jujur.
Kejujuran
adalah sifat yang datang sebagai pilihan, yang telah dicontohi suri tauladan kita
ialah Baginda Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang akan menuntun ke arah kebaikan
bagi siapa saja yang ingin mengungkapkannya. Kiranya bahwa “Menulis” sebuah
kejujuran akan menghasilkan sesuatu yang sangat berharga yaitu kepercayaan.
Baik itu kepercayaan diri maupun kepercayaan yang diberikan oleh orang lain
atas potensi yang dimiliki. Dan kebohongan hanya akan memberikan kesuksesan
yang sementara lalu akan memberikan kehancuran untuk selamanya. Maka belajarlah untuk berkata jujur, Insya Allah
akan mendapatkan sebuah kemuliaan. J
Berbicara
tentang kejujuran berkaitan dengan suatu kebenaran karena berkata
jujur berarti mengungkap fakta atau kebenaran yang terjadi. Namun segala ungkapan
kebenaran itu diperlukan sebuah kecerdasan dan kebijaksanaan, tentunya setiap
orang masing-masing mempunyai indikator kecerdasan dan kebijaksanaan yang berbeda dalam mengungkapkan sesuatu.
Maka setiap
kebenaran ada yang benar-benar harus diungkapkan, ada yang tidak harus diungkapkan,
ada yang belum saatnya diungkapkan dan ada yang tidak penting untuk
diungkapkan. Karena terkadang bahwa mengungkap suatu kebenaran hanya akan
berakibat buruk, yang sebaiknya kamu
diam dan tidak mengungkapkannya.
Namun
kebenaran apapun yang akan diungkapkan bersifat tidak mutlak, bahkan seberapa
luas kita memperoleh dan memahami
kebenaran yang bersumber dari-Nya. Karena tetap saja kebenaran itu menjadi
kebenaran relatif. Seberapa hebat kita menafsirkannya, namun itu hanyalah
sebuah tafsiran bukan sebuah kebenaran mutlak. Dan kebenaran mutlak tetap saja
tersimpan oleh-Nya.
Dan
kembali lagi kebenaran yang kita ketahui hanyalah “KETIDAKTAHUAN”
Maka
sangat tidak tepat bila sesama muslim, kita merasa yang paling benar dan paling
baik. Dan tidaklah tepat pula bahwa ketika kita
membenarkan suatu kebenaran hanya melihat dari siapa yang mengungkapkannya.
Yang seharusnya bahwa siapapun yang mengatakan kebenaran, petiklah hikmahnya. J
Marilah
kita saling mengingatkan, terus bertabayyun dengan melihat proses yang terjadi.
Dan marilah kita bersama-sama bermuhasabah.
*Tulisan ini hanyalah sebuah proses muhasabah dan tabayyun dari penulis. Sesungguhnya semata-mata kebenaran dari Allah Swt. dan Kekhilafan Berasal dari Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar