Minggu, 05 April 2020

Donna

Mengisi waktu luang untuk hari ini, aku kembali mencoba memanggil tangan-tangan yang telah lama terdiam. Mengingatkan kembali melakukan tugasnya untuk coretan yang akan membentuk karya-karya dari langit. Menyungging dan menceritakan sedikit tentang si kocheng oren peliharaanku,  namanya ‘Madonna Alessia Pamina’. Untuk lebih keren kamu boleh mengucapkannya dengan medok khas Itali.



Sebelum lanjut, agar tidak ada kesalahpahaman dan untuk menjaga tatanan dunia, hanya sekadar mengkonfirmasi tentang gambar yang ku buat di atas, walaupun tak sebagus karya Da Vinci, ku pastikan karya ini bisa menjadi juara sekabupaten. Aku adalah anak dari seorang kepala sekolah Taman Kanak-kanak. Jadi saat masih di Taman Kanak-kanak untuk menggambar dan mewarnai dulunya sudah menjadi makanan setiap malam.

Madonna Alessia Pamina biasa ku panggil Donna. Bagiku namanya mengandung arti yang luar biasa, terdiri dari tiga suku kata yang berasal dari bahasa itali  yaitu, Madonna artinya tuan putri, kuambil nama ini karena Donna adalah seekor kucing betina, lalu Alessia artinya pejuang sejati, kunamai karena Donna lahir bertepatan di hari kesaktian pancasila dan Pamina artinya madu yang manis, karena Donna memiliki bulu yang berwarna oren seperti warna madu. Nama lengkapnya ku anugerahkan sejak tujuh menit yang lalu dan kudapatkan dari om google yang senantiasa membantuku dalam menemukan kosakata, beliau adalah paman dari kakeknya ayah atas suami dan adik ipar oleh ibu orang lain dalam dunia maya. Namun awalnya sebenarnya namanya hanya Donna dan kuberi nama donna itu diambil dari sebutan ‘Juvedonna’, komunitas pendukung juventus khusus kaum hawa di Indonesia. Entah kenapa aku terinspirasi dari ‘Juvedonna’. Mungkin kebetulan karena untuk club sepakbola kecintaanku adalah Juventus. Padahal dibandingkan sepakbola, olahraga yang paling kusenangi adalah bulu tangkis.

Senang memiliki kucing seperti Donna. Cantik, lucu dan bagiku penurut. Bola matanya juga berwarna oren. Tiap kali pulang dari kantor, Donna datang menyambutku. Sesekali aku mengelusnya dan bermain dengannya. Sukanya mencari perhatian, apalagi jika aku sedang mengerjakan sesuatu, ia langsung datang mengeong mendekatiku dengan manja.  Dari Donna aku belajar sedikit  memahami berdasarkan tingkah laku. Berkat Donna ku mengenal banyak teman sesama pecinta kucing. Mengingat umur kucing yang biasanya hanya sampai 3 tahun, Semoga kebersamaan dengannya akan berlangsung lama. Karena konon katanya kucing memiliki 9 nyawa.

Si Kocheng Oren keturunan persia ini, kudapatkan dari rekan kerja di kantorku dengan status Free Transfer sejak berumur 8 bulan. Dan sekarang umurnya sudah mencapai 2 tahun 5 bulan. Melalui 4 kali melahirkan, Donna telah memiliki banyak keturunan. Semoga semua anak-anaknya yang telah diadopsi menjadi anak-anak yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa, apalagi dalam dunia persilatan.

Mendengar dan melihat kasus tentang penyiksaan terhadap kucing sungguh sangat disayangkan. Padahal kucing juga makhluk ciptaan-Nya. Sekadar mengingatkan jika di suatu tempat kamu didatangi seekor kucing sayangilah kucing itu, apalagi jika di saat itu kamu sementara makan, berilah sedikit makananmu. Dengar dari ceramah-ceramah, jika seekor kucing mendatangimu di saat kamu sementara makan, menandakan bahwa tuhan sedang mengingatkanmu untuk bersedekah.

“Sayangilah yang ada di bumi, niscaya yang ada di langit akan menyayangimu.” (HR. At Thabrani dalam al Mu’jam al kabir).

Mungkin itu saja kebacotan hari ini, sesungguhnya kebacotan ini hanya sekadar untuk mengisi waktu luang sembari meminimalisir keghibahan yang Unfaedah. Kata kawanku, “Sebaik-baiknya orang yang berkomentar, menulis lebih baik.” Lakukan aktivitas yang bermanfaat, jaga iman dan imun #DiRumahAja.

Minggu, 29 Maret 2020

#DirumahAja


Apa yang sudah kamu lakukan hari ini kawan? atau apa yang sedang kamu pikirkan dan rasakan saat ini?  Kata kang Fiersa Besari, “segala sesuatu yang pelik, bisa diringankan dengan peluk.” Ya, aku setuju. Tapi Mungkin itu hanya berlaku untuk sebagian kecil dari sekian banyak pelikmu kawan. Dan itu hanya sekadar meringankan. Jika kamu sedang tidak baik-baik saja, ingatlah arah kiblatmu, ada yang Maha Petunjuk. Ya, semoga kita semua akan baik-baik saja dan selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin.

Berawal dari wuhan, kemudian menyebar ke berbagai negara termasuk negara Indonesia. Hingga menyebar ke Kota Palu, ialah kotaku. Virus Covid-19, Virus yang menyebabkan infeksi pernafasan, dengan gejala flu hingga bisa berujung kematian. Penularan virus ini melalui sebuah interaksi.  World Health Organization (WHO) menetapkan virus ini sebagai pandemi.  Untuk mencegah penyebarannya sebagian negara melakukan sistem ‘Lock Down’ yaitu situasi yang melarang warga untuk masuk ke suatu tempat karena kondisi darurat. Atau juga bisa berarti negara yang menutup perbatasannya, agar tidak ada orang yang masuk atau keluar dari negaranya. dan juga sistem ‘Social Distancing'. yaitu mengurangi jumlah aktivitas di luar rumah dan interaksi dengan orang lain, mengurangi kontak tatap muka langsung.

Palu, Sabtu (28/03/2020). Diinformasikan bahwa kasus positif virus Covid-19 bertambah menjadi 2 orang. Negara dan kotaku memberlakukan sistem ‘Social Distancing’. Artinya kita perlu jaga jarak, bersalaman untuk sementara ditiadakan, untuk sementara tidak melakukan aktivitas yang berlebihan di luar rumah, bahkan untuk sholat berjamaah di mesjid sementara ini dianjurkan untuk ditiadakan. Budaya menjaga silahturahmi dan kebersamaan yang tiba-tiba ditiadakan begitu memilukan bagi kotaku. Tapi apalah daya, itulah langkah untuk kebaikan kita bersama. Kita menjadi serba salah, khawatir yang berlebihan bisa menjadi panik, kurangnya kewaspadaan bisa menjadi lengah.

Banyak hikmah yang dapat kita petik dari pandemi ini. Hari ini kita sama-sama belajar untuk diam. Berjuang untuk keselamatan bersama, berjuang untuk saling menjaga, walaupun Tuhan tahu bahwa kita adalah makhluk yang sulit untuk diam dan sulit untuk menjaga. Hari ini harus kita akui bahwa tindakan lebih diutamakan daripada sekadar berkata-kata.

Hari ini kita tidak sedang liburan. Mungkin ini adalah salah satu cara tuhan untuk mengingatkan kita bahwa dunia sementara sakit. Perselisihan, ketidakadilan dan bencana alam telah terjadi dimana-mana. Atau mungkin saja Tuhan mengingatkan kita bahwa kita sedang mengidap penyakit hati. kepedulian hanya sekadar di dunia maya, terlalu apatis dan terlalu mengejar dunia. Kita memang perlu belajar untuk isolasi mandiri. Maksudnya bahwa perlu evaluasi diri, membenahi diri, mengawasi diri sendiri untuk menjaga perilaku dan perkataan untuk tidak menyakiti orang lain.

Mungkin kita juga harus belajar untuk 'social media distancing'. Seperti pengakuan Pak Bima Arya wali kota Bogor yang positif terinfeksi virus Covid-19, “Virus ini menyerang hati dan jiwa sebelum pernapasan dan paru-paru. Gua merasa baikan setelah ‘social media distancing’ hari kedua di RS. Sosmed itu ICU Raksasa. Runtuh mental semua orang kalau digempur berita Covid-19. Drop imunitas,”

Kita memang perlu memiliki pengetahuan yang cukup agar kita tahu apa yang harus kita lakukan. Namun untuk imun yang kuat kita perlu mental yang kuat, hal ini menuntut kita untuk berpikir posisitif. Mengkonsumsi berita yang cukup dibutuhkan kebijakan dan perilaku yang dewasa dalam menggunakan sosial media.     

Semoga pandemi ini tidak berlangsung lama. Memutuskan rantai penyebaran virus mematikan ini sangat perlu kita lakukan, namun tidak dengan memutuskan virus-virus kebaikan. Terus berbuat amal kebaikan, menerapkan pola hidup sehat dan melakukan aktivitas yang bermanfaat. Kita semua perlu terjaga dan kita semua perlu pulih.

Umar pernah berkata “Ajaklah seseorang kapada islam tanpa melalui kata-kata.” Lalu mereka bertanya, “Bagaimanakah caranya..?” kemudian beliau menjawab, “Dengan Akhlakmu.”

Marilah kita saling mengingatkan, terus bertabayyun dengan melihat proses yang terjadi. Dan marilah kita bersama-sama bermuhasabah.


*Tulisan ini hanyalah sebuah proses muhasabah dan tabayyun dari penulis. Sesungguhnya semata-mata kebenaran berasal dari Allah Swt. dan kekhilafan berasal dari penulis

Senin, 30 September 2019

"Rumit"

Aku tidak tahu. Maka dari itu aku menuliskannya. Aku hanya ingin terjaga tidak berlebihan dari dimensi yang kau buat untukku. Aku ingin mengakui bahwa aku bukanlah pakarnya ketika mimpi dan harapan hanya sekadarnya. Yang aku tahu, untuk mengungkapkannya tidak membutuhkan kamus. Kebetulan pengacara-pengacara tak ada yang tahu siapa tersangkanya.



Setahun aku mengenalmu, aku hanya bisa memberikanmu sesuatu yang ku anggap kau menyukainya. Perlahan menjauh, entah karena keinginanku tak punya titik temu dengan keinginanmu : Tak ada titik equilibriumnya.

Katakan bila kau pun ingin berada dekat dengan langit. Lakukan saja bila kau memiliki mimpi-mimpi yang menyenangkan. Jangan menganggap bahwa dirimu saja yang pernah terluka. Untuk itulah aku datang. Sebenarnya berterimakasihlah pada “Luka”. Jangan takut karena terluka. Jika  terluka itu rasanya sakit, maka janganlah melukai orang lain. Luka itu cukup mendewasakan.  

Aku juga tidak tahu. Aku hanya sedang mencari lalu menemukan. Melihatmu, lalu yang tergugah yang berada di kedalaman yang paling dalam. Tak bolehkah aku datang dengan cara yang baik ? Terkesan meragukan ? entah kebanyakan orang sepertimu belajar dimana, fokus pada makna modus, makna ketulusan menjadi tak lagi berharga. Khilaf memang begitu, yang serius diragukan, yang bercanda diluangkan.

Aku ingin selalu mengajakmu untuk terus bersyukur. Mungkin banyak yang tak menyadari, bahwa walaupun malam, selalu ada pelangi setelah hujan. Mungkin seperti itulah, banyak yang hanya bersyukur bila menikmati (melihat) karunia-Nya. Tuhan selalu memberikan pelajaran di setiap kejadian. Semoga saja, kita bisa memahaminya bukan hanya dari nadanya melainkan juga memahami ritmenya.    

Aku benar-benar tidak tahu. Jangan menghakimiku, aku bukan hanya bercerita tentang diriku, bukan hanya bercerita tentangmu, namun juga bercerita tentangnya dan bercerita tentang mereka. Aku hanya ingin berpikir berlaku adil. Ataukah kau lebih tahu tentang arti menulis ?.      

Senin, 15 Oktober 2018

Kotaku "Nomoni"


Sudah 2 pekan lebih berlalu ketika kotaku “Nomoni”.  Apa itu Nomoni..?? Nomoni merupakan kata yang berasal dari bahasa kaili yang artinya Berbunyi/Bergema. Kotaku “Nomoni” dengan gema yang tak disangka,  Ya.. tidak ada yang akan menyangka, merupakan kehendak yang Maha Kuasa “Nomoni” itu menjadi ingatan yang tak akan terlupakan dengan gemuruh bumi yang berguncang.

Sumber : insta-stalker.com

Jumat 28 September 2018, di lembah kaili terdengarlah “Nomoni” seperti suara Gimba, Kakula dan Lalove yang dimainkan. Nadanya begitu sumbang, “Nomoni” nya berupa bencana, tiga bencana geologis sekaligus mengurung Kotaku : Gempa, Tsunami dan likuifaksi. Kotaku bergema dengan jeritan, hiruk pikuk, dan tangisan.   Kotaku dilanda duka yang begitu menyedihkan, begitu perih, banyak yang kehilangan keluarga, teman dan sanak saudaranya.

Tidak diduga bencana ini seketika mengakibatkan kerusakan listrik, kurangnya pasokan BBM dan kurangnya air bersih. Seringkali kita melihat bencana di luar sana, tangisan, jeritan, trauma dan kesusahan, namun kali ini kotaku yang mengalaminya. Sungguh Allah itu Maha Adil, memberikan cobaan agar kita saling peduli, agar kita lebih bersyukur, lebih sabar, agar iman kita dan pengendalian diri kita lebih kuat. Sangat miris ketika Allah memberikan cobaan namun kita mengeluh, menjarah, saling bertikai, apalagi masih sempat mencuri,  kotaku begitu memilukan.

Pascabencana, banyak yang mengutarakan kekecewaannya bahwa penyebab dari bencana ini bersumber dari ritual balia yang diadakan dalam “Festival Palu Nomoni”. Ritual ini merupakan ritual adat kaili yang sudah lama hilang, dilakukan untuk penyembuhan yang prosesnya memanggil arwah sebagai panutannya. Banyak yang protes bahkan sampai mengatai “walikota pemuja syeitan”.  Terlebih lagi ada yang mengatakan bencana ini dimanfaatkan para elit sebagai alat politik. Lalu begitu banyak warga yang mengungsi ke luar palu untuk mengamankan diri atau mungkin saja, mereka pergi selama-lamanya meninggalkan palu dan berencana untuk tidak kembali.

Apakah ada yang salah dari kotaku...??? Tidak..!!! jika ada yang perlu disalahkan adalah diri kita sendiri, jika ada yang perlu dibenah adalah diri kita sendiri, jika ada yang perlu dievaluasi adalah diri kita sendiri, Tak perlu saling menyalahkan.

Namun apa iya..??? seandainya jika tidak terjadi bencana di senja itu, kemudian “festival Palu Nomoni” membuming, apakah semuanya bangga pada budaya palu..??? tidak sedikitpun cibirian tentang Ritual Balia..?? kiranya pasti banyak yang bangga atas kotaku. Terlebih lagi media sosial ramai dengan #PaluNomoni2018

Ohh ternyata tidak..!!! Dalam pandangan islam, ritual ini merupakan perbuatan Syirik. Bagaiamana tidak dianggap syirik,,??? Kotaku mayoritas islam, dalam islam suatu penyakit dapat dinyatakan sembuh atas izin dari Allah SWT. Syirik merupakan perbuatan yang paling dibenci oleh Allah SWT. Karena orang yang berbuat syirik berarti mensejajarkan Allah dengan yang lain. Entah bencana ini merupakan cobaan, peringatan atau hukuman dari Allah SWT.

Secara geologis, bencana ini disebabkan pergeseran lempengan berkaitan dengan patahan atau sesar palu koro. Namun pada hakikatnya manusia diciptakan sesuai dengan tujuan penciptaan manusia, ketika bencana terjadi dapat dikaitkan bahwa penyebabnya yakni karena azab dari Allah akibat dari dosa yang dilakukan.

Dari Abu Hurairah ra berkata; Rasulullah saw. Bersabda

Apabila kekuasaan dianggap keuntungan, amanat dianggap ghanimah (rampasan), membayar zakat dianggap merugikan, belajar bukan karena agama (untuk meraih tujuan duniawi semata), suami tunduk pada istrinya, durhaka terhadap ibu, menaati kawan yang menyimpang dari kebenaran, membenci ayah, bersuara keras (menjerit jerit) di masjid, orang fasik menjadi pemimpin suatu bangsa, pemimpin diangkat dari golongan yang rendah akhlaknya, orang dihormati karena takut pada kejahatannya, para biduan dan musik (hiburan berbau maksiat) banyak digemari, minum keras/narkoba semakin meluas, umat akhir zaman ini sewenang-wenang mengutuk generasi pertama kaum Muslimin (termasuk para sahabat Nabi saw, tabi’in dan para imam muktabar). Maka hendaklah mereka waspada karena pada saat itu akan terjadi hawa panas, gempa,longsor dan kemusnahan. Kemudian diikuti oleh tanda-tanda (kiamat) yang lain seperti untaian permata yang berjatuhan karena terputus talinya (semua tanda kiamat terjadi).”(HR. Tirmidzi)

Budaya memang perlu dilestarikan, Selama budaya itu tidak menyimpang dari agama. Namun jika sebaliknya maka tinggalkan dan lupakan budaya itu, karena budaya itu hanyalah hasil akal manusia. Banyak harapan dari apa yang telah terjadi, kita begitu menyedihkan, kotaku perlu bangkit, mereka sangat peduli dengan kita. Lalu..?? Bagaimana dengan kita sendiri,,??? sudah saatnya kita membenah diri, Sudah saatnya kita “Nomoni”kan kota palu yang kita cintai  dengan baca quran, dengan zikir, maupun Sholawat. Saya pun salah satu orang yang memiliki hobby musik, namun sangat tidak setuju jika kita hanya sibuk dengan mengutamakan musik-musik dunia. Tidak dengan kemaksiatan, tidak dengan kesesatan, apalagi dengan kesyirikan.



Marilah kita saling mengingatkan, terus bertabayyun dengan melihat proses yang terjadi. Dan marilah kita bersama-sama bermuhasabah.


*Tulisan ini hanyalah sebuah proses muhasabah dan tabayyun dari penulis. Sesungguhnya semata-mata kebenaran berasal dari Allah Swt. dan kekhilafan berasal dari penulis 

Senin, 12 Maret 2018

"The Mirror"


Semua yang hidup akan tumbuh, yang tumbuh akan mengalami proses dan setiap proses akan mempunyai hasil. Mereka yang menjalani pola hidup “sehat” hasilnya akan jarang terkena “penyakit”. Mereka yang menjalani pola hidup “hemat” hasilnya akan jarang mengalami “kekurangan”. 

Sumber : wahdah.or.id

Allah itu maha adil, memberikan kesempatan kepada kita untuk belajar. Allah memberikan pola kehidupan dengan sebuah proses. Mereka yang memiliki tujuan, cita-cita dan harapan harus mengalami proses. Dalam proses inilah kita diberikan otoritas untuk menjadi apa yang kita inginkan. Mereka yang ingin jarang terkena “penyakit” maka jalanilah pola hidup “sehat” dengan penuh kesabaran. mereka yang tak ingin mengalami “kekurangan” maka jalanilah pola hidup “hemat” dengan penuh rasa syukur.

Apakah kamu percaya dengan keajaiban...?? dan apakah kamu selalu bergantung pada keajaiban...?? keajaiban pun terjadi karena ada usaha. Al-Quran pun turun secara berangsur-angsur, bayangkan pedoman hidup kita turunnya terjadi dalam sebuah proses yang begitu panjang. Maka jika hari ini kamu sedang merasakan sebuah kesulitan ataupun kemudahan percayalah itulah sebuah proses, dimana kamu sekarang sedang menjalani sebuah tahapan, yang esok hari bergantung pada apa yang kamu lakukan hari ini.

Tentunya setiap proses dan hasil juga bergantung pada-Nya. Artinya bahwa setiap peristiwa di alam semesta ini bergantung apa yang dikehendaki-Nya Karena Dia lah yang Maha Pencipta yang menciptakan segala ruang, segala proses, dan segala hasil.
Lalu..??? jika benar segala ruang, segala proses, segala hasil ialah segala sesuatu diciptakan oleh-Nya, masikah perlu adanya tujuan, cita-cita dan harapan bahkan sebuah usaha...???

Yaa..!!! karena apapun yang kita lakukan diizinkan oleh Allah SWT. Namun belum tentu diridhoi oleh-Nya. Maka milikilah tujuan, cita-cita dan harapan yang baik bahkan berusahalah dengan cara yang baik maka insya allah semuanya akan memiliki hasil yang baik. Ya... semuanya berawal dan tergantung dari niat, Allah sungguh maha mengetahui, mengetahui setiap niat hambanya. Mereka yang berniat baik akan mendapatkan hasil yang baik.

Pernahkah terjadi pada diri kita bahwa usaha yang telah kita lakukan hasilnya sia-sia...??? ketahuilah bahwa semuanya tidak ada yang sia-sia. Ketika kamu merasa apa yang dilakukan semuanya sia-sia itu tandanya kamu tak sabar. Allah maha pencipta, maha perancang, maha merencanakan, maha pemurah, maha pengasih, maha penguji, bahwa ketika apa yang  kamu lakukan, maka hasilnya sesuai proses apa yang dilakukan. Ketahuilah tahap pembelajaran kita begitu panjang, Allah memberikan siklus pembelajaran dari mengenal, mengetahui, memahami dan mengamalkannya. Lalu di uji hingga mendapatkan pengalaman, kembali lagi mengenal, mengetahui, memahami dan mengamalkannya untuk mendapatkan sebuah perubahan.

Maka berkhusnudzonlah kepada Allah SWT, Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Siapa yang menanam akan menuai dan Siapa yang sabar akan beruntung.

Marilah kita saling mengingatkan, terus bertabayyun dengan melihat proses yang terjadi. Dan marilah kita bersama-sama bermuhasabah.


*Tulisan ini hanyalah sebuah proses muhasabah dan tabayyun dari penulis. Sesungguhnya semata-mata kebenaran berasal dari Allah Swt. dan kekhilafan berasal dari penulis 


Minggu, 08 Oktober 2017

"Orientasi Dari Zona Nyaman"

Saya adalah salah satu orang yang memiliki hobby musik. Bagi saya musik adalah bagian dari keindahan yang tercipta melalui ungkapan atau bahasa  yang berwujud sebuah bunyi. Keindahan musik ini bisa membuat kita nyaman, tenang maupun senang. Akhir-akhir ini, salah satu lagu dari band lokal indonesia cukup trend di kalangan remaja yang berjudul “ZONA NYAMAN”.


“Keluarlah dari zona nyaman..” begitulah penggalan syair dari lagunya... timbul pertanyaan dari benak saya... apakah arti “zona nyaman” yang dimaksud...???? haruskah kita keluar dari “zona nyaman”...????. hobby bermusik membuat saya tenang, namun risih ketika membaca atau memahami kalimat “ini” seakan disuruh untuk berhenti dari hobby saya.

Saya tidak sedang mengkritik atau berpikir negatif pada syair dari lagu ini. Namun saya hanya tidak sepaham dengan siapa yang membuat sebuah ibarat atau sajak atau bisa dikatakan kalimat bijak ini...??? notabenenya setiap orang mencari sebuah kenyamanan atau ia akan melakukan sesuatu yang membuat dia merasa nyaman. Mungkin sekedar meluruskan atau mengingatkan. Beda orang, beda pemahaman. Jika gagal paham terhadap kalimat ini bisa terjebak dalam kelalaian, kesombongan, dan tidak mau bersyukur. Bahkan bisa timbul rasa iri dan dengki.

Harus diakui ada yang menganggap beribadah itu “zona nyaman”. sholat, mengaji, sedekah, berdakwah dan ibadah lainnya. Apakah harus keluar dari “zona nyaman” ini..????

Ada yang menganggap “zona nyaman” ini sebuah antonim. Tantangan,situasi ketika diri merasa resah atau sedih , tempat dimana ketika merasakan tekanan. Apakah harus keluar dari “zona nyaman” ini...??? kiranya ketika berada atau berhadapan dengan situasi ini haruslah diselesaikan atau dijalani. Orang yang dewasa atau orang yang kuat tumbuh besar dari tempat atau situasi seperti ini.

Entah asumsinya “zona nyaman” itu adalah suatu tempat, strata, aktivitas atau situasi. Allah menempatkan setiap orang berada pada “titik nol” nya sendiri. Tentunya “titik nol” masing-masing orang itu berbeda. Agar supaya bisa belajar. Dari nol menjadi yang bernilai.

Mungkin lebih tepat nya ialah “orientasi dari zona nyaman” atau “berorientasilah dari zona nyaman” bukan “keluarlah dari zona nyaman”

Karena apapun itu, Islam mengajarkan untuk bersyukur pada apa yang kita miliki. yang kelirunya jika kita tidak berorientasi dan berkembang. Yang kelirunya tidak peduli dengan orang lain, sibuk dan asyik sendiri berada di “zona nyaman” yang dimiliki. Apa lagi bahagia pada “zona nyaman” yang dimiliki,  tanpa berbagi kebahagiaan itu dengan orang lain.


Maka berorientasilah...!!!! berorientasi itu upaya tidak suudzhon kepada Allah Swt. Dengan berorientasi  di mana pun kita berada, kita bisa belajar. Dan  dari “zona nyaman” yang kita miliki, kita bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain

Marilah kita saling mengingatkan, terus bertabayyun dengan melihat proses yang terjadi. Dan marilah kita bersama-sama bermuhasabah.


*Tulisan ini hanyalah sebuah proses muhasabah dan tabayyun dari penulis. Sesungguhnya semata-mata kebenaran berasal dari Allah Swt. dan kekhilafan berasal dari penulis 

Rabu, 13 September 2017

"Pahlawan Tanpa Tanda Jasa"

Siapakah gerangan Pahlawan tanpa tanda jasa itu...??? hhhmmm.. tanpa tanda jasa..???!!!!! bagaimana kita katakan seorang pahlawan jika ia tak memiliki jasa atau meninggalkan sesuatu yang bermanfaat...??? apakah benar Pahlawan tanpa tanda jasa itu ialah seorang guru...??? apa iya hanyalah seorang guru yang dikatakan “PAHLAWAN TANPA TANDA JASA”....????????

Sumber : jihadsabili.wordpress.com

Di hari idul adha kemarin seluruh umat islam di dunia memperingati sebuah pengorbanan yang dilakukan oleh nabi Ibrahim yang patut diteladani. Yang di mana Nabi ibrahim As. melakukan sebuah pengorbanan karena perintah Allah Swt. Dengan melakukan penyembelihan kepada putranya Nabi Ismail As. Dan karena keikhlasannya Nabi Ibrahim As, Allah Memerintahkan kepada Malaikat untuk menggantikan seekor domba agar yang disembelih bukanlah Nabi Ismail As. 

Nah, ketika ada sebuah pengorbanan tentunya ada cinta di balik semuanya. Karena cinta maka pengorbanan dilakukan dengan sebuah keikhlasan. Sebuah pengorbanan bukan dilihat dari apa yang dilakukannya, namun sebuah pengorbanan adalah sesuatu  yang dilakukan dengan ikhlas.

Bukan hanya seorang guru, Semua orang bisa menjadi pahlawan tanpa tanda jasa,. Why...??? karena “PAHLAWAN TANPA TANDA JASA”  ialah mereka yang melakukan sesuatu dengan ketulusan dan Keikhlasan... bahkan belum tentu semua guru dikatakan pahlawan tanpa tanda jasa jika apa yang dia lakukan tidak dengan sebuah keikhlasan. Lalu Apakah Nabi ibrahim juga bisa disebut pahlawan tanpa tanda jasa...??? Semua Nabi adalah pahlawan, namun tidak semua pahlawan adalah Nabi. 
 
Tahukah kawan..?? Mereka yang melakukan suatu pengorbanan dengan ketulusan dan keikhlasan akan mudah terlupakan keberadaannya, bahkan bisa saja tidak disadari oleh orang-orang yang hanya memuja dan hanya bangga terhadap sesuatu yang terlihat maupun apa yang diketahui. Namun mereka menjadi yang menggagumkan dan menjadi yang diteladani bagi orang-orang yang memahami apa yang tidak diketahui dan apa yang tidak semua harus terlihat. Ya, mereka ikhlas tercipta dari pemikiran-pemikiran tidak sempurna dan tenang berada di belakang pujian.

Hukum tarik-menarik gravitasi Newton dalam bidang fisika berarti gaya tarik untuk saling mendekat satu sama lain. Dalam bidang fisika tiap benda dengan masa m1 selalu mempunyai gaya tarik menarik dengan benda lain (dengan massa m2 ).

Nah, hukum tarik-menarik inilah yang akan berlaku. Segala sesuatu yang kita lakukan akan kembali kepada kita. Mereka yang selalu melakukan kebaikan-kabaikan hanya karena Allah swt. Akan mendapatkan balasannya. Dan itu adalah rahasia Allah menjadikan kemuliaan kepada hambanya. dan Allah Swt. Menyimpan keikhlasan itu dalam inti setiap hambanya.

Dan harus diketahui bahwa Iblis hanya akan menyerah pada orang-orang yang ikhlas kepada Allah Swt. Ya, Bagaimana bisa iblis bisa menggoda dan menjerumus hambanya bila hambanya benar-benar ikhlas...???


Semoga saja kita akan menjadi sesuatu yang terambil dari catatan tuhan yang akan terus menceritakan tentang kebaikan-kebaikan kita. Aamiin..    

Marilah kita saling mengingatkan, terus bertabayyun dengan melihat proses yang terjadi. Dan marilah kita bersama-sama bermuhasabah.

*Tulisan ini hanyalah sebuah proses muhasabah dan tabayyun dari penulis. Sesungguhnya semata-mata kebenaran berasal dari Allah Swt. dan kekhilafan berasal dari penulis